10 February 2016

Penjelasan Singkat tentang Makna “Adab”

✳ FAEDAH ILMU
[12/11/2015 19.48] Ust Abu Ubaid Fadhli:
��أين نحن من هذا ��

��قال الإمام عبدالله بن المبارك رحمه الله :-
"طلبت الأدب ثلاثين سنة، وطلبت العلم عشرين سنة، وكانوا يطلبون الأدب قبل العلم".
��كتاب غاية النهاية في طبقات القراء

�� وقال ابن الجوزي
رحمه الله : "كاد الأدب يكون ثلثي العلم".
��كتاب صفة الصفوة

��وقال عبد الله بن المبارك رحمه الله :
"نحن إلى قليل من الأدَب أحوجُ منا إلى كثيرٍ من العلم".
��كتاب: مدارج السالكين

�� وقال عبد الله بن وهب رحمه الله :
"ما تعلَّمنا من أدبِ مالكٍ أكثرُ مما تعلّمنا من علمه".للمزيد فضلا
��  كتاب: سير أعلام النبلاء

�� TERJEMAH
[12/11/2015 20.20] Ubaydulloh Alqowiy:
�� Dimanakah kita dari hal berikut?��

☝��berkata Imam Ibnu Mubãrak rahimahullah:
"aku mempelajari adab selama 30 tahun, dan mempelajari ilmu selama 20 thn. Dan dahulu para salaf mempelajari adab sebelum ilmu"
[��Ghãyatun Nihãyah]

�� Ibnul Jauzi berkata:
"Hampir-hampir adab merupakan 2/3  ilmu"
[�� Shifatush shofwah]

�� Ibnul Mubãrak berkata:
"Kita terhadap sedikit adab lebih butuh daripada ilmu yang banyak."
[�� Madãrijus Sãlikin]

�� Abdulláh bin Wahb berkata:
" apa yang kami pelajari berupa adab Imam Mãlik lebih banyak dari apa yang kami pelajari dari ilmunya."
[��Siyar A'lãm An Nubala']

❓TANYA
[7/2 14.24] Abu Abdillah Roni Riau:
Definisi Adab yg benar itu bagaimana ya?
[9/2 21.07] Abu Uwais Zainuddin Batam:
Iya ini sqat2 pentiq selma ini kita cuman tau adab tata krma orq indonesia.
Mqkin juqa yq di maksud adab disini cara duduk berdiri, tidur, makan, minum, bertamu, menuntut ilmu, msk wc dn keluarnya, bertetanqa senyum, nikah, dsbqaiya yq imam ahmad bin hambal praktekan sesuai dqn yq di praktekan rosulullah.

❗JAWAB
[10/2 07.28] Ust Abu Zakaria Irham Purworejo: ��������������
Penjelasan Singkat tentang Makna “Adab”
〰〰〰〰〰〰〰
Sebelumnya ana minta udzur kpd ikhwah sekalian atas kevakuman beberapa hari ini dari menulis faidah maupun jawaban pertanyaan dikarenakan kesibukan yang sangat.
Dan berikut ini jawaban singkat tentang makna "adab" yang semoga bisa bermanfaat
����������
Kata “adab” termasuk kata yang sulit untuk ditafsirkan dengan penafsiran yang mencakup. Sehingga kita dapati para ulama berbeda-beda dalam menafsirkannya.

Terkadang kata “adab” dimaksudkan dengan syair-syair arab dan sastra arab yang bernilai tinggi. Oleh karena itu kalau kita masuk di perpustakaan kitab-kitab arab, pada bagian “kitab adab” akan kita dapati kitab-kitab syair, balaghoh dan yang lainnya dari kitab-kitab sastra arab

Terkadang pula diinginkan dengan “adab” adalah akhlaq-akhlaq yang mulia. Dan makna inilah yang biasa dimaksudkan dalam istilah Syar’i.

➡ Berkata Al-Munawi ketika mensyarh hadits:

«أدبني ربي فأحسن تأديبي»  

“Adab adalah apa-apa yang ada pada jiwa berupa akhlaq yang terpuji dan ilmu yang diusahakan.” [Faidhul Qodir: 1/ 224-225]

➡ Al-Jurjani dalam “Ta’rifat” mengatakan: “Adab adalah ibarat dari sesuatu yang dengannya seseorang terhalangi dari berbagai macam kesalahan.”

Sehingga ketika dikatakan “Adab seorang hakim” maka maknanya adalah terus menerusnya dia diatas perkara yang diserukan oleh syareat berupa penegakan keadilan, penghapusan kedzoliman dan meninggalkan sikap berat sebelah dalam menetapkan.

�� “Adab” dalam istilah syar’i ini ada 4 martabat:
-  Adab terhadap Alloh
-  Adab terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
-  Adab terhadap sesama makhluq
-  Adab terhadap diri sendiri

Masing masing martabat ini tentunya butuh penjabaran yang luas. Namun secara globalnya sbb:

1⃣ Untuk martabat 1, yaitu adab seorang hamba terhadap Alloh

Ibnul qoyyim berkata:
“Adab terhadap Alloh ada tiga macam:

✒Pertama: menjaga dalam ber-muamalah dengan Alloh agar tidak tercampuri dengan perkara-perkara yang buruk.

✒Kedua: menjaga hati dari berpaling kepada selain-Nya.

✒Ketiga: menjaga keinginan dari hal-hal yang menyebabkan kemurkaan Alloh kepadanya.”

��Beliau juga mengatakan:

ولا يستقيم لأحدٍ قط الأدب مع الله إلا بثلاثة أشياء: معرفته بأسمائه وصفاته، ومعرفته بدينه وشرعه وما يُحب وما يكره، ونفسٌ مستعدة قابلة متهيئة لقبول الحق علمًا وعملاً.

“Tidaklah seorangpun akan lurus adabnya terhadap Alloh kecuali dengan tiga perkara:

��Pengetahuan terhadap Nama-nama dan sifat-sifatnya.

��Pengetahuan terhadap agama dan syareat-Nya serta apa-apa yang Dia cintai dan Dia benci.

��Jiwa yang siap untuk menerima kebenaran baik secara keilmuan maupun pengamalan. [Lihat: Madarijussalikin]

2⃣ Martabat 2: Adab terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam

Ibnul qoyyim berkata:
“Adapun adab terhadap Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam maka Al-qur’an penuh dengan (penjelasan) tentangnya. Pokok utama adab terhadap beliau adalah: kesempurnaan penerimaan terhadap beliau, dan tunduk terhadap perintah beliau, mensikapi khobar beliau dengan penerimaan dan pembenaran tanpa membantah baik dengan akal atau dengan keragu-raguan atau dengan mendahulukan pemikiran2 seseorang atas (apa-apa yang datang dari beliau)…..

Dan diantara adab terhadap rosul adalah: tidak mendahului beliau dengan perintah maupun larangan, tidak pula pengizinan maupun perbuatan sampai beliau memerintahkan atau melarang atau mengizinkan, sebagaimana firman Alloh:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Sami’ ( Maha Mendengar) lagi ‘Alim (Maha Mengetahui).” [Al-Hujurot: 1]

[Lihat Madarijussalikin 1/ 387-selesai]

3⃣ Martabat 3: Adab terhadap sesama makhluq

Ibnul qoyyim berkata: “Adapun adab terhadap makhluk yaitu bermuamalah terhadap mereka dengan hal-hal yang pantas, sesuai dengan perbedaan martabat mereka. Masing-masing martabat ada adabnya secara khusus; bersama kedua orang tua ada adab khusus, dan bapak ada adab khusus berkaitan dengannya, bersama seorang ‘alim ada adab yang lain, bersama penguasa ada adab tersendiri yang sesuai dengannya, bersama tamu ada adab tersendiri yang berbeda dengan adab ketika bersama keluarga. Juga pada setiap keadaan ada adabnya; adab untuk makan……dst

�� Kemudian beliau mengatakan:

«وأدب المرء عنوان سعادته وفلاحه، وقلة أدبه عنوان شقاوته وبَواره … »

“Adab seseorang merupakan alamat kebahagiaan dan keberuntungan. Dan sedikitnya adab merupakan alamat kecelakaan dan keburukannya….

Beliau juga mengatakan: “Diantara hak-hak sesama makhluk yaitu tidak adanya penyia-nyiaan dalam menunaikan hak-hak mereka, tidak pula tenggelam di dalamnya, dimana dia sibuk (untuk menunaikan hak-hak makhluk) sehingga (lalai) dari hak-hak Alloh, atau tersibukkan dari penyempurnaan (dalam menunaikan hak-hak Alloh tersebut), atau (tersibukkan) dari kemaslahatan agama dan hatinya…..[lihat Madarijussalikin: 1/ 390- selesai]

4⃣ Martabat 4: Adab terhadap diri sendiri

Hal ini juga bermacam-macam. Termasuk adab seseorang terhadap dirinya adalah: pembersihan jiwa dan memperbaikinya, muhasabah dan menundukkannya untuk melakukan ketaatan dan akhlak terpuji serta terus menerus berusaha untuk menetapi adab-adab syar’i.

Inilah adab-adab islamiyyah secara global yang kita berharap semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk bisa berhias dengannya.

Orang yang paling sempurna adabnya adalah orang yang menggabungkan antara ilmu dan amal. Sehingga para nabi dan rosul merupakan teladan tertinggi dalam masalah ini. Kemudian mereka-mereka yang menjadi pewaris para nabi, yaitu para ulama.

Dari sini kita ketahui kenapa para salaf sangat bersemangat untuk rihlah dan duduk menimba ilmu secara langsung di sisi para ulama dan tidak mencukupkan dengan kitab?? Ya, karena dengannya seseorang bisa mengambil adab para ulama yang merupakan pencerminan dan pengamalan ilmu yang ada pada mereka.

Wallohul muwaffiq.
〰〰〰〰〰〰
�� Abu Zakaria Irham Al Jawiy.
(Purworejo, 2 Jumadil Ula1437)
��������������

[10/2 07.42] AbuJundiMedan Assurobawy:
جزاك الله خيرا أستاذ

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...