21 February 2016

apakah ruh-ruh para Nabi itu sholat di kuburan mereka?

Pertanyaan: apakah ruh-ruh para Nabi itu sholat di kuburan mereka?
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Alloh semata:
Ini adalah urusan alam ghaib, sehingga kita tidak menetapkannya kecuali dengan wahyu. Dan telah pasti yang demikian itu pada Nabiyyulloh Musa عليه السلام. Maka tidaklah mustahil para Nabi yang lain –عليهم الصلاة والسلام- juga mengerjakan sholat di dalam kuburan mereka. Tapi kita tidak memastikan kecuali dengan dalil.
Dan telah datang dari hadits Anas bin Malik رضي الله عنه bahwasanya Rosululloh  صلى الله عليه وسلم bersabda:
«أتيت - وفي رواية هداب مررت - على موسى ليلة أسري بي عند الكثيب الأحمر وهو قائم يصلي في قبره».
“Aku mendatangi –dalam riwayat lain: aku melewati- Musa pada malam aku diisro’kan, di sisi gundukan pasir merah, dalam keadaan beliau berdiri sholat di dalam kubur beliau.” (HR. Muslim (2375)).
Al ‘Allamah Al Qurthubiy رحمه الله berkata: dan hadits ini dengan lahiriyyahnya menunjukkan bahwasanya beliau صلى الله عليه وسلم melihat Musa dengan penglihatan hakikiyyah secara terjaga, dan bahwasanya Musa itu hidup di alam kuburnya, di situ beliau mengerjakan sholat yang dulu biasa beliau kerjakan ketika masih hidup (di dunia), dan ini semua adalah mungkin, tidak mustahil sedikitpun, dan telah shohih bahwasanya para syuhada itu hidup dan mendapatkan rizqi, dan didapati dari mereka orang yang tidak berubah sedikitpun di dalam kuburnya sejak bertahun-tahun, sebagaimana yang telah kami sebutkan. Maka jika ini terjadi pada para syuhada, maka lebih pantas lagi untuk terjadi pada para Nabi.
Jika ditanyakan: bagaimana mereka sholat setelah mati, sementara keadaan kuburan bukanlah keadaan yang di dalamnya ada pembebanan syariat?
Maka jawabannya adalah: bahwasanya yang demikian itu (sholat di alam kubur) bukanlah hukum pembebanan, tapi hal itu adalah dalam hukum pemuliaan untuk mereka. Yang demikian itu karena mereka di dunia dibuat cinta pada peribadatan pada Alloh تعالى dan sholat yang mereka dulu setia menekuninya, lalu mereka meninggal dalam keadaan mereka cinta dengan ibadah tadi. Maka Alloh تعالى memuliakan mereka setelah wafatnya mereka dengan melestarikan untuk mereka ibadah yang dulu mereka cintai dan mereka kenal, sehingga jadilah ibadah mereka itu pengilhaman seperti ibadah para malaikat, bukan pembebanan. Dan yang semisal itu telah terjadi pada Tsabit Al Bunaniy رضي الله عنه karena beliau itu dibuat cinta pada sholat sampai-sampai beliau berdoa:
اللهم إن كنت أعطيت أحداً يصلي لك في قبره ، فأعطني ذلك .
“Ya Alloh, jika Engkau mengaruniai seseorang untuk sholat kepada-Mu di dalam kuburnya, maka berilah saya yang demikian itu.”
Maka setelah kuburan beliau diratakan , orang yang membuat liang lahad untuk beliau itu melihat beliau berdiri sholat di dalam kubur beliau. Dan yang menunjukkan benarnya yang demikian itu semua adalah sabda Nabi kita صلى الله عليه وسلم :
«يموت المرء على ما عاش عليه ، ويحشر على ما مات عليه».
“Seseorang itu mati sesuai dengan kondisi kehidupan dia, dan dia akan dikumpulkan sesuai dengan kondisi kematian dia.”
Dan telah datang dalam hadits shohih:
«أن أهل الجنة يلهمون التسبيح كما تلهمون النفس»
“Bahwasanya penduduk Jannah diberi ilham untuk bertasbih, sebagaimana kalian diberi ilham untuk bernafas.”
(selesai dari “Al Mufhim”/19/hal. 104).
Masih ada  beberapa syaroh ulama yg lainnya seperti Ibnu Hajar dlm "Fathul Bari" dan Abdurrouf Al Munawiy dlm "Faidhul Qodir", yang membahas masalah ini.
والله تعالى أعلم.
والحمد لله رب العالمين.

faidah dr al alamah al ustadz abu fairuz hafizhohulloh

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...