30 October 2015

Sikap Lembut Ditempatkan Pada Posisinya, SIkap Keras Harus Sesuai Porsinya Sikap Lembut Ditempatkan Pada Posisinya, Sikap Keras Harus Sesuai Porsinya

[21:42 29/10/2015] ‪+62 852-6570-5081‬: Sikap Lembut Ditempatkan Pada Posisinya, SIkap Keras Harus Sesuai Porsinya
Sikap Lembut Ditempatkan Pada Posisinya,
Sikap Keras Harus Sesuai Porsinya
Ditulis Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman
Al Qudsi Al Indonesi ‘afallohu ‘anhu
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :
Sesungguhnya sebagian orang yang menuduh bahwasanya para pembawa Dakwah Salafiyyah itu keras-keras dan berakhlaq buruk.
Dari sisi lain, sebagian dai bersikap amat lembek dan takut mengumandangkan kebenaran sekalipun dirinya mampu.
Maka yang benar adalah bahwasanya perkara ini harus dirinci, dan tuduhan yang dusta harus dibantah, sementara pandangan keliru haruslah diluruskan.
Kami beriman akan disyariatkannya kelembutan, dan memang inilah asal metode dakwah Salafiyyah, sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
Alloh ta’ala berfirman:
} ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈًّﺎ ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻟَﺎﻧْﻔَﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺷَﺎﻭِﺭْﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺰَﻣْﺖَ ﻓَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺘَﻮَﻛِّﻠِﻴﻦَ { ‏[ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ : 159 ‏]
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
(QS. Ali ‘Imron: 159).
Alloh subhanahu berfirman:
} ﺍﺫْﻫَﺒَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻃَﻐَﻰ ‏( 43 ‏) ﻓَﻘُﻮﻟَﺎ ﻟَﻪُ ﻗَﻮْﻟًﺎ ﻟَﻴِّﻨًﺎ ﻟَﻌَﻠَّﻪُ ﻳَﺘَﺬَﻛَّﺮُ ﺃَﻭْ ﻳَﺨْﺸَﻰ { ‏[ ﻃﻪ : 43 ، 44 ‏]
“Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas; Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thoha: 43-44)
Alloh Jalla dzikruhu berfirman:
} ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺣُﺴْﻨًﺎ { ‏[ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 83 ‏]
“…Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, ...” (QS. Al Baqoroh: 83)
Juga berfirman:
} ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟَﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻚَ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦْ ﺿَﻞَّ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺎﻟْﻤُﻬْﺘَﺪِﻳﻦَ { ‏[ ﺍﻟﻨﺤﻞ : 125 ‏]
“Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl: 125)
Alloh ta’ala berfirman:
} ﻭَﻗُﻞْ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻱ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﻨْﺰَﻍُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻠْﺈِﻧْﺴَﺎﻥِ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ { ‏[ ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ : 53 ‏]
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al Isro: 53)
Alloh ta’ala berfirman:
} ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔُ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔُ ﺍﺩْﻓَﻊْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻴْﻨَﻚَ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻋَﺪَﺍﻭَﺓٌ ﻛَﺄَﻧَّﻪُ ﻭَﻟِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﻢٌ ‏( 34 ‏) ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺒَﺮُﻭﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺫُﻭ ﺣَﻆٍّ ﻋَﻈِﻴﻢٍ { ‏[ ﻓﺼﻠﺖ : 34 ، 35 ‏]
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 34-35)
Dari ‘Aisyah -rodhiyallohu 'anha- bahwasanya Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam- bersabda:
‏« ﺇﻥ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻰ ﺷﻰﺀ ﺇﻻ ﺯﺍﻧﻪ ﻭﻻ ﻳﻨﺰﻉ ﻣﻦ ﺷﻰﺀ
ﺇﻻ ﺷﺎﻧﻪ ‏» .
“Sesungguhnya kelembutan itu tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali memperburuknya.” (HR. Muslim/2594).
Dan Ahlussunnah mendorong manusia untuk berhias dengan akhlaq yang mulia.
Sikap Keras jika diletakkan pada tempatnya, maka yang demikian itu juga bagian dari syariat.
Manakala Fir’aun mulai menampakkan penentangan terhadap kebenaran yang dibawa Nabi Musa alaihis salam, mulailah beliau menampakkan sikap keras padanya.
Alloh ta’ala berfirman:
} ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻘَﺪْ ﻋَﻠِﻤْﺖَ ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺇِﻟَّﺎ ﺭَﺏُّ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺑَﺼَﺎﺋِﺮَ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻇُﻨُّﻚَ ﻳَﺎ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥُ ﻣَﺜْﺒُﻮﺭًﺍ { ‏[ ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ : 102 ‏]
“Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa". (QS. Al Isro: 102)
Maka sikap keras yang pada tempatnya adalah disyariatkan oleh Alloh ta’ala.
﴿ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺟَﺎﻫِﺪِ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻏْﻠُﻆْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ
ﻭَﻣَﺄْﻭَﺍﻫُﻢْ ﺟَﻬَﻨَّﻢُ ﻭَﺑِﺌْﺲَ ﺍﻟْﻤَﺼِﻴﺮُ﴾ ‏[ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : 73 ‏]
ﻭ ] ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ : 9[
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali”. (QS. At Tahrim: 9)
Termasuk dari contoh sikap keras Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ terhadap orang berilmu yang melakukan kesalahan adalah:
Abu Huroiroh ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ berkata:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗَﻀَﻰ ﻓِﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻴْﻦِ ﻣِﻦْ ﻫُﺬَﻳْﻞٍ ﺍﻗْﺘَﺘَﻠَﺘَﺎ ، ﻓَﺮَﻣَﺖْ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻤَﺎ ﺍﻷُﺧْﺮَﻯ ﺑِﺤَﺠَﺮٍ ، ﻓَﺄَﺻَﺎﺏَ ﺑَﻄْﻨَﻬَﺎ ﻭَﻫْﻰَ ﺣَﺎﻣِﻞٌ ، ﻓَﻘَﺘَﻠَﺖْ ﻭَﻟَﺪَﻫَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻓِﻰ ﺑَﻄْﻨِﻬَﺎ ﻓَﺎﺧْﺘَﺼَﻤُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻘَﻀَﻰ ﺃَﻥَّ ﺩِﻳَﺔَ ﻣَﺎ ﻓِﻰ ﺑَﻄْﻨِﻬَﺎ ﻏُﺮَّﺓٌ ﻋَﺒْﺪٌ ﺃَﻭْ ﺃَﻣَﺔٌ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻟِﻰُّ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻏَﺮِﻣَﺖْ ﻛَﻴْﻒَ ﺃَﻏْﺮَﻡُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ﻣَﻦْ ﻻَ ﺷَﺮِﺏَ ، ﻭَﻻَ ﺃَﻛَﻞَ ، ﻭَﻻَ ﻧَﻄَﻖَ ، ﻭَﻻَ ﺍﺳْﺘَﻬَﻞَّ ، ﻓَﻤِﺜْﻞُ ﺫَﻟِﻚَ ﻳُﻄَﻞّ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ‏« ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣِﻦْ ﺇِﺧْﻮَﺍﻥِ ﺍﻟْﻜُﻬَّﺎﻥِ ‏» ‏( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ‏( 5758 ‏) ﻭﻣﺴﻠﻢ ‏( ((4485
"Bahwasanya Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pernah memutuskan kasus dua orang wanita dari Hudzail yang baku bunuh, salah satunya melempar lawannya dengan batu dan mengenai perutnya –dalam keadaan dia hamil-. Tewasnya janin yang ada di dalam perutnya. Merekapun berselisih di hadapan Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . Beliau memutuskan kewajiban untuk membayar diyat janin tersebut berupa pembayaran dengan budak laki-laki atau perempuan. Maka berkatalah wali perempuan yang terkena denda,"Wahai Rosululloh, bagaimana janin yang belum bisa minum itu mendatangkan denda? Dia itu belum bisa makan, belum bisa bicara ataupun melengking. Dan yang seperti itu adalah batal." Maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda tentang orang itu: "Orang ini hanyalah saudaranya dukun." (HR. Al Bukhori/ 5758 dan Muslim/ 4485)
            Imron bin Hushoin ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ berkata:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﻋَﺾَّ ﻳَﺪَ ﺭَﺟُﻞٍ ﻓَﺎﻧْﺘَﺰَﻉَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓَﺴَﻘَﻄَﺖْ ﺛَﻨِﻴَّﺘُﻪُ ﺃَﻭْ ﺛَﻨَﺎﻳَﺎﻩُ
ﻓَﺎﺳْﺘَﻌْﺪَﻯ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ
ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ‏« ﻣَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧِﻰ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧِﻰ ﺃَﻥْ ﺁﻣُﺮَﻩُ
ﺃَﻥْ ﻳَﺪَﻉَ ﻳَﺪَﻩُ ﻓِﻰ ﻓِﻴﻚَ ﺗَﻘْﻀَﻤُﻬَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻘْﻀَﻢُ ﺍﻟْﻔَﺤْﻞُ ﺍﺩْﻓَﻊْ ﻳَﺪَﻙَ
ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻌَﻀَّﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﻧْﺘَﺰِﻋْﻬَﺎ ‏» .
"Bahwasanya ada seseorang yang menggigit tangan seseorang, lalu yang digigit itu mencabut tangannya dari gigitan itu sehingga terjatuhlah gigi serinya. Maka dia memanggil Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . Maka Rosululloh
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda:"Apa yang hendak kau perintahkan kepadaku? Apakah engkau akan memerintahkan aku agar aku memerintahkannya untuk membiarkan tangannya ada di mulutmu untuk engkau kunyah sebagaimana onta jantan mengunyah? Coba sodorkan tanganmu agar dia menggigitnya, lalu cabutlah tanganmu itu." (HR. Muslim/ 4473)
Pada saat beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ melihat api kecemburuan A'isyah ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ , beliau bersabda:
ﺃَﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻙِ ﺷَﻴْﻄَﺎﻧُﻚ
"Apakah setanmu telah mendatangimu?" (HR. Muslim/ 2815)
Dan para shahabatpun terkenal punya kecemburuan yang tinggi untuk agama Alloh dan Rasul-Nya, dan bersikap keras terhadap orang berilmu yang melakukan pelanggaran. Misalnya adalah:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗَﺎﻝَ : ‏« ﻻَ ﻳَﻤْﻨَﻊُ ﺟَﺎﺭٌ ﺟَﺎﺭَﻩُ ﺃَﻥْ ﻳَﻐْﺮِﺯَ ﺧَﺸَﺒَﻪُ ﻓِﻰ
ﺟِﺪَﺍﺭِﻩِ ‏» . ﺛُﻢَّ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺃَﺑُﻮ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ : ﻣَﺎ ﻟِﻰ ﺃَﺭَﺍﻛُﻢْ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻣُﻌْﺮِﺿِﻴﻦَ
ﻭَﺍﻟﻠﻪ ﻷَﺭْﻣِﻴَﻦَّ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻛْﺘَﺎﻓِﻜُﻢْ . ‏( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ‏( 996 ‏) ﻭ
ﻣﺴﻠﻢ ‏( .((4215
Abu Huroiroh ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ berkata bahwasanya Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda:
"Janganlah seorang tetangga menghalangi tetangganya untuk memasang kayunya di dindingnya." Lalu Abu Huroiroh berkata,"Kenapa kulihat kalian berpaling darinya? Demi Alloh sungguh aku akan melemparkan kayu tadi di antara kedua pundak kalian." (HR. Al Bukhori/ 996 dan Muslim/ 4215)
ﺳَﻌِﻴﺪُ ﺑْﻦُ ﺟُﺒَﻴْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﻻِﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﺇِﻥَّ ﻧَﻮْﻓًﺎ ﺍﻟْﺒِﻜَﺎﻟِﻰَّ ﻳَﺰْﻋُﻢُ
ﺃَﻥَّ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻤُﻮﺳَﻰ ﺑَﻨِﻰ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ، ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺁﺧَﺮُ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻛَﺬَﺏَ ﻋَﺪُﻭُّ ﺍﻟﻠﻪ
Sa'id bin Jubair -rahimahulloh- berkata,"Aku berkata kepada Ibnu Abbas ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ : "Sungguhnya Nauf Al Bikali menyangka bahwasanya Musa - yang bersama Khidhr- bukanlah Musa Bani Isroil, akan tetapi hanya dia itu Musa yang lain." Maka beliau berkata,"Musuh Alloh itu bohong." (HR. Al Bukhori/ 112 dan Muslim/ 6313)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻣَﻌْﻤَﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻡَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻳُﺜْﻨِﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻣِﻴﺮٍ ﻣِﻦَ ﺍﻷُﻣَﺮَﺍﺀِ
ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﺍﻟْﻤِﻘْﺪَﺍﺩُ ﻳَﺤْﺜِﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪ –
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻥْ ﻧَﺤْﺜِﻰَ ﻓِﻰ ﻭُﺟُﻮﻩِ ﺍﻟْﻤَﺪَّﺍﺣِﻴﻦَ
ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ . ‏( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻣﺴﻠﻢ ‏( ((7697
Abu Ma'mar -rahimahulloh- berkata,"Seseorang berdiri memuji seorang amir (pemimpin/pejabat) dari umaro, lalu Al Miqdad –bin Aswad- ( ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ) menyiramnya dengan pasir dan berkata," Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ memerintahkan kami untuk menyiramkan pasir ke wajah-wajah para tukang puji." (HR. Muslim/ 7697)
ﻋَﻦْ ﻋَﻄَﺎﺀِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻰ ﺭَﺑَﺎﺡٍ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻳَﻤْﺪَﺡُ ﺍﺑْﻦَ ﻋُﻤَﺮَ -
ﻗَﺎﻝَ - ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﺍﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻓِﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ
ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳَﻘُﻮﻝُ ‏« ﺇِﺫَﺍ
ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻤَﺪَّﺍﺣِﻴﻦَ ﻓَﺎﺣْﺜُﻮﺍ ﻓِﻰ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢُ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏَ ‏» ‏( ﻣﺴﻨﺪ
ﺃﺣﻤﺪ - ‏( ((5817
'Atho bin Abi Robah -rahimahulloh- berkata,"Dulu ada seseorang yang memuji Ibnu Umar ( ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ), maka Ibnu Umar berbuat demikian: menyiram wajahnya dengan pasir dan berkata,"Aku mendengar Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda: "Jika kalian melihat para tukang puji maka siramkanlah pasir ke wajah mereka." (HR. Ahmad/ 5817/shohih).
Para Tabi'in dan yang setelah mereka juga terkenal punya kecemburuan yang tinggi untuk agama Alloh dan Rasul-Nya ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , dan bersikap keras terhadap orang berilmu yang melakukan pelanggaran. Misalnya adalah:
Imam Hammad bin Salamah -rahimahulloh- berkata:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺛَﺎﺑِﺖٌ ﺍﻟْﺒُﻨَﺎﻧِﻰُّ ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓِﻰ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ‏( ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺗَﺠَﻠَّﻰ ﺭَﺑُّﻪُ ﻟِﻠْﺠَﺒَﻞِ ‏) ﻗَﺎﻝَ
ﻗَﺎﻝَ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﻃَﺮَﻑَ ﺍﻟْﺨِﻨْﺼَﺮِ . ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑِﻰ ﺃَﺭَﺍﻧَﺎ
ﻣُﻌَﺎﺫٌ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺣُﻤَﻴْﺪٌ ﺍﻟﻄَّﻮِﻳﻞُ ﻣَﺎ ﺗُﺮِﻳﺪُ ﺇِﻟَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ
ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻀَﺮَﺏَ ﺻَﺪْﺭَﻩُ ﺿَﺮْﺑَﺔً ﺷَﺪِﻳﺪَﺓً ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ
ﺣُﻤَﻴْﺪُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ ﺣُﻤَﻴْﺪُ ﻳُﺤَﺪِّﺛُﻨِﻰ ﺑِﻪِ ﺃَﻧَﺲُ ﺑْﻦُ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻋَﻦِ
ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﺘَﻘُﻮﻝُ ﺃَﻧْﺖَ ﻣَﺎ ﺗُﺮِﻳﺪُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ . ‏( ﻣﺴﻨﺪ ﺃﺣﻤﺪ - 12592 ‏)
Tsabit Al Bunani menceritakan kepada kami hadits dari Anas bin Malik dari Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ tentang firman Alloh ta'ala: "Manakala Robbnya menampakkan diri-Nya ke gunung itu.." beliau bersabda:"Berbuat demikian: Mengeluarkan ujung kelingkingnya.
-Ayahku Ahmad berkata: Mu'adz menunjukkan gambarannya kepada kami-
Humaid Ath Thowil berkata kepada Tsabit,"Apa yang anda maukan dengan ini, wahai Abu Muhammad?" Maka dipukulnya dadanya dengan pukulan yang keras dan berkata,"Siapa kamu wahai Humaid? Dan apa kamu ini? Anas bin Malik menceritakan hadits ini dari Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ lalu engkau berkata: "Apa yang anda mau?"" (HR. Ahmad/ 12592/shohih).
Muhammad bin Wasi' –rahimahulloh- berkata:
ﺭﺃﻳﺖ ﺻﻔﻮﺍﻥ ﺑﻦ ﻣﺤﺮﺯ ﻭﺃﺷﺎﺭ ﺑﻴﺪﻩ ﺇﻟﻰ ﻧﺎﺣﻴﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ
، ﻭﺷﺒﺒﺔ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﻨﻪ ، ﻳﺘﺠﺎﺩﻟﻮﻥ ، ﻓﺮﺃﻳﺘﻪ ﻳﻨﻔﺾ ﺛﻮﺑﻪ ﻭﻗﺎﻡ
ﻭﻗﺎﻝ : ﺇﻧﻤﺎ ﺃﻧﺘﻢ ﺟﺮﺏ ﺇﻧﻤﺎ ﺃﻧﺘﻢ ﺟﺮﺏ
"Aku melihat Shofyan bin Muhriz –dan mengisyaratkan ke salah satu sisi masjid- sementara itu beberapa pemuda berdebat di dekatnya. Maka kulihat beliau mengibaskan bajunya dan berdiri seraya berkata," Kalian itu hanyalah penyakit kudis." ("Asy Syari'ah"/ Imam Al Ajurri -rahimahulloh-/114)
Abu Ishaq Ath Tholiqoni -rahimahulloh- berkata:
ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﺑْﻦَ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻮْ ﺧُﻴِّﺮْﺕُ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻥْ ﺃَﺩْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻥْ ﺃَﻟْﻘَﻰ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠﻪ ﺑْﻦَ ﻣُﺤَﺮَّﺭٍ ﻻَﺧْﺘَﺮْﺕُ ﺃَﻥْ ﺃَﻟْﻘَﺎﻩُ ﺛُﻢَّ ﺃَﺩْﺧُﻞَ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻪُ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺑَﻌْﺮَﺓٌ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻰَّ ﻣِﻨْﻪُ .
Aku mendengar Ibnul Mubarok berkata,"Andaikata aku diberi pilihan antara masuk ke dalam jannah ataukah berjumpa dengan Abdulloh bin Muharror, niscaya aku akan memilih untuk berjumpa dengannya baru kemudian aku masuk Jannah. Ketika aku melihatnya ternyata kotoran hewan lebih aku sukai daripadanya." (Muqaddimah Shohih Muslim/1/hal. 104/shohih).
Imam Asy Syafi'i -rahimahulloh- berkata:
ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺑﻦ ﺳﻤﺎﻙ ﺑﻦ ﺍﻟﻔﻀﻞ ، ﻗﺎﻝ : ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺫﺋﺐ ، ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻘﺒﺮﻱ ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺷﺮﻳﺢ ﺍﻟﻜﻌﺒﻲ ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻔﺘﺢ : ‏« ﻣﻦ ﻗﺘﻞ ﻟﻪ ﻗﺘﻴﻞ ﻓﻬﻮ ﺑﺨﻴﺮ ﺍﻟﻨﻈﺮﻳﻦ : ﺇﻥ ﺃﺣﺐ ﺃﺧﺬ ﺍﻟﻌﻘﻞ ، ﻭﺇﻥ ﺃﺣﺐ
ﻓﻠﻪ ﺍﻟﻘﻮﺩ ‏» ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ : ﻓﻘﻠﺖ ﻻﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺫﺋﺐ ، ﺃﺗﺄﺧﺬ
ﺑﻬﺬﺍ ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﺍﻟﺤﺎﺭﺙ ؟ ﻓﻀﺮﺏ ﺻﺪﺭﻱ ﻭﺻﺎﺡ ﻋﻠﻲ ﺻﻴﺎﺣﺎ
ﻣﻨﻜﺮﺍ ، ﻭﻧﺎﻝ ﻣﻨﻲ ، ﻭﻗﺎﻝ : ﺃﺣﺪﺛﻚ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺗﻘﻮﻝ :
ﺗﺄﺧﺬ ﺑﻪ ؟ ﻭﺫﻟﻚ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺳﻤﻌﻪ ، ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﻓﻬﺪﺍﻫﻢ ﺑﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻟﻬﻢ ﻣﺎ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻟﻪ ﻋﻠﻰ
ﻟﺴﺎﻧﻪ ، ﻓﻌﻠﻰ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺃﻥ ﻳﺘﺒﻌﻮﻩ ﻃﺎﺋﻌﻴﻦ ﺃﻭ ﺩﺍﺧﺮﻳﻦ ، ﻻ
ﻣﺨﺮﺝ ﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻝ : ﻭﻣﺎ ﺳﻜﺖ ﻋﻨﻲ ﺣﺘﻰ ﺗﻤﻨﻴﺖ
ﺃﻥ ﻳﺴﻜﺖ ‏( " ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﻭﺍﻟﻤﺘﻔﻘﻪ " / ﻟﻠﺨﻄﻴﺐ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ /1 / ﺹ 313 ‏)
"Abu Hanifah bin Simak ibnul Fadhl berkata padaku: Ibnu Abi Dzi'b memberiku hadits dari Al Maqburi dari Abu Syuroih Al Ka'bi bahwasanya Rosululloh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda pada tahun fathu Makkah:"Barangsiapa yang salah satu keluarganya terbunuh, maka dia bisa memilih yang terbaik dari dua pilihan: Kalau senang, dia bisa mengambil denda. Dan kalu suka dia bisa memilih qishshosh". Abu hanifah berkata,"Kukatakan pada Ibnu Abi Dzi'b:"Apakah anda mengambil pendapat ini, wahai Abul Harits?" Maka beliau memukul dadaku dan meneriaki aku dengan teriakan yang belum kukenal, dan mencaci maki aku, serta berkata,"Aku memberimu hadits dari Rosululloh dan engkau berkata: "Apakah anda mengambil pendapat ini?" Yang demikian itu adalah wajib bagiku, dan bagi orang yang mendengarnya. Sesungguhnya Alloh ta'ala telah memilih Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dari kalangan manusia dan memberikan hidayah pada mereka melalui beliau dan dengan perantaraan tangan beliau. Dan Dia telah memilihkan untuk mereka apa yang dipilihkan-Nya untuk beliau melalui lisan beliau. Maka wajib atas seluruh makhluk untuk mengikuti beliau dalam keadaan taat atau terhinakan. Tiada jalan keluar bagi seorang muslim dari yang demikian itu.
Abu Hanifah berkata,"beliau tidak mau diam dariku sampai-sampai aku berangan-angan agar beliau diam." ("Al Faqih wal Mutafaqqih" 1/hal. 313)
Imam Ar Robi' bin Sulaiman -rahimahulloh- berkata:
ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻳﻘﻮﻝ ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺣﻔﺺ ﺍﻟﻔﺮﺩ
، ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻳﻘﻮﻝ : ﺣﻔﺺ ﺍﻟﻘﺮﺩ ، ﻭﻧﺎﻇﺮﻩ ﺑﺤﻀﺮﺓ ﻭﺍﻝ
ﻛﺎﻥ ﺑﻤﺼﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻇﺮﺓ :
ﻛﻔﺮﺕ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ ، ﺛﻢ ﻗﺎﻣﻮﺍ ، ﻓﺎﻧﺼﺮﻓﻮﺍ ،
ﻓﺴﻤﻌﺖ ﺣﻔﺼﺎ ﻳﻘﻮﻝ : ﺃﺷﺎﻁ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ
ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺑﺪﻣﻲ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ : ﻭﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ : ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﺨﻠﻮﻕ ، ﻭﻣﻦ ﻗﺎﻝ :
ﻣﺨﻠﻮﻕ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ .
"Aku mendengar Asy Syafi'i berkata, dan menyebutkan tentang Al Qur'an dan apa yang diucapkan Hafsh Al Fard. Dulu Asy Syafi'i menyebutnya:"Hafsh Al Qird (Monyet)[1] ". Beliau berdebat dengan Hafsh dihadiri dengan seorang wali yang ada di Mesir. Beliau berkata pada Hafsh,"Engkau telah kafir, demi Alloh Yang tiada sesembahan yang benar selain Dia." Kemudian mereka berdiri dan bubar. Lalu aku mendengar Hafsh berkata,"Asy Syafi'i ingin menumpahkan darahku, demi Alloh Yang tiada sesembahan yang benar selain Dia."
Ar Robi' berkata,"Aku mendengar Asy Syafii berkata,"Al Qur'an adalah kalamulloh dan bukan makhluk. Dan barangsiapa mengatakan bahwasanya Al Qur'an itu makhluk, maka dia itu kafir." ("Asy Syari'ah" no. 127)
Maka tidak bisa kita mengharuskan seseorang itu selalu bersikap lembut dalam dakwah sementara sikap keras –yang ada pada tempatnya- itu adalah bagian dari syariat. Dan bukanlah sikap keras terhadap orang yang berilmu yang menyimpang itu bukanlah suatu bentuk tasyaddud (keras dan berlebihan) sebagaimana sudah antum tahu itu.
Imam Al Wadi'i -rahimahulloh- berkata:
ﻛﻨﺖ ﻭﻋﺒﺪﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﺍﻟﺰﻧﺪﺍﻧﻲ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ، ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻬﻤﺎ : ﺃﻧﺎ
ﺃﺗﺤﺪﺍﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺗﺜﺒﺘﺎ ﺑﺮﻫﺎﻧًﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻨﺎ ﻣﺘﺸﺪﺩﻭﻥ، ﻷﻧّﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ
ﺃﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﺘﺸﺪﺩﻭﻥ . ﻓﺴﻜﺖ ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﻭﻳﺸﻜﺮ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ
ﻓﻘﺎﻝ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﺍﻟﺰﻧﺪﺍﻧﻲ : ﺃﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻓﻌﻨﺪﻱ ﻛﻼﻣﻚ ﻓﻲ
ﺍﻷﺷﺨﺎﺹ، ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ : ﺇﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻤﻌﺎﺫ : )) ﺃﻓﺘﺎﻥ ﺃﻧﺖ ﻳﺎ ﻣﻌﺎﺫ؟ (( ﻭﻳﻘﻮﻝ ﻷﺑﻲ ﺫﺭ :
)) ﺇﻧﻚ ﺍﻣﺮﺅ ﻓﻴﻚ ﺟﺎﻫﻠﻴّﺔ (( . ﻓﺎﻟﺘﻔﺖ ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﺠﻴﺪ
ﺍﻟﺰﻧﺪﺍﻧﻲ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺟﻮﺍﺑﻚ؟ ﻓﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﻋﺒﺪﺍﻟﻤﺠﻴﺪ
ﺍﻟﺰﻧﺪﺍﻧﻲ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ : ﺇﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺩﻟﺔ ﻣﻨﺴﻮﺧﺔ . ﻭﺃﺭﻳﺪ ﺃﻥ
ﺗﺴﺠﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻜﻠﻤﺔ ﻫﻨﺎ ﻟﻴﻌﺮﻓﻬﺎ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ
ﻳﺪﺍﻓﻌﻮﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺰﺑﻴﻴﻦ ﻛﻴﻒ ﻳﺤﻜﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺩﻟﺔ، ﻣﻦ
ﺳﺒﻘﻚ ﻳﺎﻋﺒﺪﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﻭﻗﺎﻝ : ﺇﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺩﻟﺔ ﻣﻨﺴﻮﺧﺔ؟ ﺍﺳﺄﻝ
ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻟﻮ ﻛﻨﺖ ﻣﻮﻓﻘًﺎ، .. ﺇﻟﺦ
"Aku pernah bersama Az- Zindani di sisi bapak presiden, lalu kukatakan kepada keduanya,"Aku tantang kalian berdua untuk memberikan bukti bahwasanya kami adalah mutasyaddidun." Karena mereka berkata bahwa Ahlus Sunnah itu mutasyaddidun. Maka terdiamlah bapak presiden, dan sikap beliau itu patut untuk disyukuri. Abdul Majid Az Zindani berkata:"Adapun aku, maka dalilku adalah kritikanmu terhadap para tokoh." Maka kukatakan padanya,"Sesungguhnya Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda pada Mu'adz: "Apakah engkau itu tukan fitnah wahai Mu'adz?" Dan bersabda pada Abu Dzarr: "Sesungguhnya engkau adalah orang yang di dalam dirimu ada sifat jahiliyyah."
Maka bapak presiden berpaling kepada Abdul Majid Az Zindani yang maknanya adalah,"Apa jawabanmu?" Maka Abdul Majid Az Zindani tak punya pilihan selain berkata,"Sesungguhnya dalil-dalil ini mansukh (telah dihapus)."
Aku ingin ucapan itu direkam agar para ulama muslimin yang membela para hizbiyyun itu tahu bagaimana mereka menghukumi dail-dalil. Siapakah yang mendahuluimu wahai Abdul Majid dan berkata,"Sesungguhnya dalil-dalil ini mansukh?" Tanyalah pada para ulama kalau memang engkau itu muwaffaq (mendapatkan taufiq)."
(selesai dari "Tuhfatul Mujib" hal. 367)
Sampai di sini dulu, semoga Alloh ta’ala merahmati kita semua.
Walhamdulillahi robbil alamin.
Dammaj Yaman,
10 Shofar 1432 H
Diperbaharui di Kedah Malaysia
16 Muharrom 1437 H
[1] Dalam naskah lain:"Al Munfarid (yang menyendiri)"
[21:43 29/10/2015] ‪+62 852-6570-5081‬: Maktabah Fairuz AdDailamiy: Sikap Lembut Ditempatkan Pada Posisinya, SIkap Keras Harus Sesuai Porsinya - http://www.maktabahfairuzaddailamiy.blogspot.co.id/2015/10/sikap-lembut-ditempatkan-pada-posisinya.html?m=1

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...