23 October 2015

BID’AH DAN KHUROFAT DI BULAN MUHARRAM

Bukan merupakan perkara yang aneh lagi bagi kita, bahwa tidaklah ada suatu ibadah atau sesuatu yang diagungkan oleh Syareat ini kecuali disana bermunculan bid’ah-bid’ah yang diada-adakan oleh para pengikut hawa nafsu dan orang-orang yang beibadah di atas kejahilan, sehingga mereka menganggapnya suatu kebajikan padahal pada hakekatnya adalah suatu kemaksiatan dan kemungkaran. Alloh telah berfirman:
ﻗُﻞْ ﻫَﻞْ ﻧُﻨَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺄَﺧْﺴَﺮِﻳﻦَ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟًﺎ ۩ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺿَﻞَّ ﺳَﻌْﻴُﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﺤْﺴَﺒُﻮﻥَ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﻳُﺤْﺴِﻨُﻮﻥَ ﺻُﻨْﻌًﺎ
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Berikut ini beberapa kebid’ahan yang tersebar di kalangan umat, yang merupakan kewajiban bagi kita untuk meninggalkannya dan memperingatkan manusia darinya:

Bid’ah perayaan tahun baru Hijriyah.

Bid’ah ini banyak sekali terjadi di masjid-masjid dan organisasi-organisasi keislaman, sehingga mereka membuat agenda khusus untuk merayakannya, baik dengan membuat pengajian-pengajian umum yang mereka sebut “Peringatan Hari Besar Islam” atau acara-acara yang lainnya. Semua ini tidak lain karena jauhnya ilmu syar’y dari mereka dan terpatrinya sikap mengekor terhadap orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa perkara ini sama sekali tidak datang dari Rosululloh –Shollallohu’alaihi wasallam- , tidak pula para sahabat beliau yang mulia maupun para ulama yang terdahulu. Perkara ini tidak lain datangnya dari orang-orang yahudi yang dimurkai Alloh dan Nasrani yang tersesat dan tidak tahu arah.

Perayaan hari pertama suatu tahun pada asalnya adalah salah satu hari raya orang yahudi yang tertera dalam Taurot mereka. Hari raya ini semisal dengan idul ‘Adha bagi kaum muslimin. Mereka mengatakan bahwa pada hari itu Alloh memerintahkan Ibrohim untuk menyembelih Ishaq. Maha suci Alloh dari kebohongan yang mereka ada-adakan.

Kemudian perkara ini ditiru oleh orang-orang Nashroni, sehingga merekapun mengadakan perayaan pada hari pertama tahun masehi dengan kegiatan-kegiatan yang telah mereka susun baik berupa makan-makan, begadang malam, nyanyi-nyanyian, tari-tarian dan kemaksiatan yang lainnya.
Akhirnya, perayaan inipun diambil oleh kaum muslimin, setelah jauhnya mereka dari bimbingan agama yang benar, dan tertanamnya kecintaan terhadap budaya-budaya kekafiran. Peringatan tahun baru hasil adobsi dari yahudi dan nasrani ini pertama kali diadakan atas nama islam pada zaman daulah Fatimiyyah di Mesir, sebagaimana disebutkan oleh imam Al-Maqrizy dalam kitab beliau “Al-Khuthoth wal Atsar” (1/ 490).

Kemudian setelah itu merata di negeri-negeri kaum muslimin. Wallohu musta’an. (lihat: Al-Bida’ Al-Hauliyah: 1/ 297)

Bid’ah doa akhir tahun dan awal tahun.

Hal ini merupakan perkara yang masyhur, bahkan mungkin tidak ada satu bukupun yang memuat tentang doa-doa kecuali dicantumkan doa ini di dalamnya. Doa tersebut bunyinya sebagai berikut:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻣﺎ ﻋﻤﻠﺘﻪ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﻤﺎ ﻧﻬﻴﺘﻨﻲ ﻋﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﺗﺮﺿﻪ، ﻭﻧﺴﻴﺘﻪ ﻭﻟﻢ ﺗﻨﺴﻪ، ﻭﺣﻠﻤﺖ ﻋﻠﻲَّ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﺑﻌﺪ ﻗﺪﺭﺗﻚ ﻋﻠﻰ ﻋﻘﻮﺑﺘﻲ، ﻭﺩﻋﻮﺗﻨﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﺑﻌﺪ ﺟﺮﺍﺀﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺘﻚ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺍﺳﺘﻐﻔﺮﻙ ﻣﻨﻪ ﻓﺎﻏﻔﺮ ﻟﻲ، ﻭﻣﺎ ﻋﻤﻠﺘﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺗﺮﺿﺎﻩ ﻭﻭﻋﺪﺗﻨﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺜﻮﺍﺏ ﻓﺄﺳﺄﻟﻚ ﻳﺎ ﻛﺮﻳﻢ، ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻟﺠﻼﻝ ﻭﺍﻹﻛﺮﺍﻡ ﺃﻥ ﺗﻘﺒﻠﻪ ﻣﻨﻲ، ﻭﻻ ﺗﻘﻄﻊ ﺭﺟﺎﺋﻲ ﻣﻨﻚ ﻳﺎ ﻛﺮﻳﻢ، ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ .
Mereka mengatakan bahwa jika seseorang membaca doa ini, maka syetan berkata: “Sungguh aku telah susah payah menggodanya sepanjang tahun kemudian semua itu terhapus dalam sekejap.”

Ketahuilah bahwa doa ini dan doa lainnya yang dikhususkan pada akhir tahun maupun awal tahun sama sekali tidak ada dasarnya dari Rosululloh –Shollallohu’alaihi wasallam- , para sahabatnya maupun ulama-ulama setelah mereka. Semua itu tidak lain adalah kedustaan atas nama Rosululloh –Shollallohu’alaihi wasallam- yang tidak diperbolehkan satu orang muslim pun untuk mengamalkannya.

Bid’ah pengkhususan puasa pada akhir tahun dan awal tahun.

Orang yang melakukan kebid’ahan ini mendasarkan amalannya pada sebuah hadist yang berbunyi:
ﻣﻦ ﺻﺎﻡ ﺁﺧﺮ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ، ﻭﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺮﻡ، ﻓﻘﺪ ﺧﺘﻢ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺎﺿﻴﺔ، ﻭﺍﻓﺘﺘﺢ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﺒﻠﺔ ﺑﺼﻮﻡ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻛﻔﺎﺭﺓ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺳﻨﺔ
“Barangsiapa berpuasa pada hari terakhir bulan Dzulhijjah, dan hari pertama bulan Muharram, sungguh dia telah menutup tahun yang telah lalu dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa yang Alloh menjadikannya sebagai penghapus dosa selama lima puluh tahun.”

Hadits palsu ini disebutkan oleh Ibnul Jauzy dalam kitab “Maudhu’at” (2/199) dari jalan pendusta dan pemalsu hadits.
Dengan ini maka tidaklah diperbolehkan seorang muslim untuk mengamalkannya. Adapun doa secara umum, maka hal tersebut disyareatkan di setiap waktu. Akan tetapi pengkhususan suatu doa tertentu pada waktu tertentu tanpa dalil yang shohih, inilah yang dilarang untuk dilakukan, sebab hal ini merupakan kebid’ahan dalam agama.

Khurofat bahwa bulan Muharram adalah bulan kesialan.

Keyakinan ini banyak tersebar di negeri kita, mereka lebih mengenal bulan ini dengan nama bulan Syuro. Oleh karena itu banyak sekali diadakan acara-acara selamatan pada bulan ini. Ada yang memberikan sembelihan untuk suatu jembatan tertentu atau sungai dan laut tertentu atau benda-benda tertentu.
Karena keyakinan ini, mereka takut untuk mengadakan pernikahan padanya, atau kegiatan-kegiatan yang mereka anggap penting lainnya. Mereka khawatir jika melakukan hal-hal tersebut akan ditimpa kesialan atau musibah dan bencana. Persis dengan keyakinan orang-orang arab jahiliyyah. Bedanya, kalau bulan sial menurut orang jahiliyyah adalah bulan Shofar, adapun bulan sial mereka adalah Muharram atau syuro.

Semua ini sangat bertentangan dengan ajaran islam, bahkan perbuatan dan keyakinan-keyakinan itu bisa mengeluarkan seseorang dari keislaman jika terpenuhi syarat-syaratnya dan terbebas dari penghalang-penghalang yang mencegahnya.

Inilah pembahasan singkat seputar bulan Muharram, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua, teriring doa semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada saudara-saudara kita kaum muslimin untuk kembali kepada agamanya dan tunduk kepada syareat yang telah ditetapkan oleh Alloh Pencipta alam semesta.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻓﻘﻬﻨﺎ ﻓﻲ ﺩﻳﻨﻨﺎ، ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻭﺍﻻﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻳﺴِّﺮﻧﺎ ﻟﻠﻴﺴﺮﻯ، ﻭﺟﻨﺒﻨﺎ ﺍﻟﻌﺴﺮﻯ،
ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ،
ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺑﺤﻤﺪﻙ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ ﺃﺳﺘﻐﻔﺮﻙ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻚ
Kami ucapkan syukur kepada akhuna fillah Wahyu Ario Sadono –waffaqohulloh- yang telah megirimkan email berupa teguran tantang adanya kekeliruan yang tidak kami sadari ini. Semoga Alloh membalasnya dengan kebaikan.

Sumber: ahlussunnah.web.id
[17:29 23/10/2015] ‪+62 852-6570-5081‬: Risalah Kajian: Keutamaan Bulan MUHARRAM dan Bid’ah serta Khurafat didalamnya - http://risalahkajian.blogspot.com/2013/03/keutamaan-bulan-muharram-dan-bidah.html?m=1

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...