01 January 2016

Pembahasan berikutnya adalah penjelasan ttg ucapan almuallif (ibnu aajurruum) :الإعراب هو تغيِيْرُ أواخرِ الكلمِ (perubahan akhir kata)...

[8:25 29/12/2015] Ustadz Harits: Bismillah... Pembahasan berikutnya adalah penjelasan ttg ucapan almuallif (ibnu aajurruum) :الإعراب هو تغيِيْرُ أواخرِ الكلمِ (perubahan akhir kata)... Yg di inginkan di sini adalah perubahan KEADAAN akhir kata.... Bukan perubahan AKHIR kata secara dzatnya, kenapa..? Karena kalau kita perhatikan yg berubah bukan dzat(huruf) akhir kata tersebut tapi yg berubah hanya keadaan akhir kata tersebut (menjadi rofa'/nashob /jar /jazm), contohnya :جاء زيدٌ - رأيتُ زيدًا - نظرْتُ إلى زيدٍ, sekarang kita perhatikan..! Lafadz ZAID pada contoh contoh tersebut tidak berubah akhir katanya (yaitu huruf الدال) tetap masih ada dan tidak berubah huruf nya... Tapi yg berubah adalah keadaan huruf DAAL tersebut dari rofa'(dg dhommah) menjadi nashob (dg fathah) kemudian menjadi jar (dg kasroh) tergantung perbedaan amil amil yg masuk pada kata tersebut... Wallohu a'lam.
[8:41 29/12/2015] Ustadz Harits: Bismillah... Kemudian setelah kita mengetahui apa itu العوامل yaitu jamak dari عامل, kita akan menyebutkan pembagian 'awaamil... Bahwasanya العوامل terbagi menjadi dua : 1.العوامل اللفظية (yaitu amil amil yg tampak pada penulisannya), seperti :قام - قال - ذهب يَذْهَبُ - يَجْلِسُ dan semua fiil maadhi /fiil mudhori' /fiil amr, dan huruf huruf jar dsm.
2.العوامل المعنوية.
(yaitu amil amil yang tidak tampak dalam penulisan) yg mana 'amil amil tersebut ada dua yaitu :(الابْتِدَاءُ) AL IBTIDAA (permulaan)... amil ini di gunakan untuk mubtada, sehingga kita katakan dalam i' roob "mubtadaun marfuu'un bil IBTIDA "... kemudian (التَّجَرُّدُ) AT  TAJARRUD (kosong)... amil ini di gunakan untuk fiil mudhoori' yg marfuu', sehingga kita katakan dalam i'roob" fi'lun mudhoori'un marfuu'un littajarrudihi 'aninnawaashib wal jawaazim"...
Berkata ibnu aajurruum :لاختلاف العوامل الداخلة عليها (karena perbedaan amil amil yg masuk padanya) maknanya adalah : perubahan tersebut terjadi secara berbeda-beda tergantung dg perbedaan amil amil yang masuk padanya..., contohnya :جاء زيدٌ - رأيتُ زيدًا - مررتُ بزيدٍ maka lafadz ZAID Pada contoh contoh tersebut keadaan nya berbeda-beda, yg pertama marfu' dg dhommah (زيدٌ) yg kedua manshuub dg fathah (زيدًا) yg ketiga majrur dg kasroh (زيدٍ) kenapa bisa berbeda beda bacaan nya /keadaan harokatnya.... Padahal sama sama lafadznya ZAID...? Jawabnya :karena perbedaan amil amil yg masuk padanya, yg pertama amil (جاء) meminta agar isim setelah nya marfu'(dg dhommah) sebagai faail (objek), yg kedua amil (رأيتُ) meminta agar isim setelahnya manshuub (dg fathah) sebagai maf'uul bih (subjek), yg ketiga amil (الباء) huruf jar meminta agar isim setelahnya majruur (dg kasroh) sebagai isim majruur.... Wallohu a'lam.

Afwan... Ana yg keliru terbalik..... Yg benar subjek itu faail sedangkan obyek itu maf'uul.... Afwan ya akhi..... Kurang perhatian hingga terbalik.... Jazaakumulohu khoiron.

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...