16 January 2016

Pembahasan berikutnya adalah mengenai lawan dari AL I'ROOB yaitu AL BINAA

[6:30 14/01/2016] Ustadz Harits: Bismillah...
��Pembahasan berikutnya adalah mengenai lawan dari AL I'ROOB yaitu AL BINAA ��yang mana pembahasan tentang BINAA ini tidak di sebutkan oleh ibnu aajurruum - rohimahulloh- di dalam matannya...
����Sehingga kami akan menyebutkan pembahasan tentang BINAA dan MABNIY secara global - biidznillahi - sebagai gambaran bagi para pemula untuk memasuki /mempelajari kitab yg berikutnya...
��Jadi BINAA itu pengertiannya adalah :
���� (لزوم آخر الكلمة حالة واحدة لفظا أو تقديرا لغير عامل).
"tetapnya akhir sebuah kata dalam satu keadaan, baik berupa lafdziy(tampak harokatnya) ataupun taqdiiriy (tidak tampak harokatnya)Tanpa adanya amil yg masuk padanya".
��Penjelasannya :
Makna (TETAPNYA AKHIR SEBUAH KATA DALAM SATU KEADAAN )..
����Adalah tetapnya harokat akhir sebuah kata  dan tidak berubah :
Baik harokat yg tidak berubah tersebut berupa (dhommah, fathah, kasroh, ataupun sukun).
����Contoh kata yg harokat akhirnya tetap dalam keadaan dhommah :
حيثُ - نحنُ
����Contoh kata yg harokat akhirnya tetap dalam keadaan  fathah :أينَ - هوَ .
����Contoh kata yg harokat akhirnya tetap dalam keadaan kasroh :أمسِ
����Contoh kata yg harokat akhirnya tetap dalam keadaan sukun :هلْ - قُمْ
��Makna (BAIK BERUPA LAFDZIY /TAQDIIRIY) adalah : baik harokat yg tidak berubah tersebut tampak pada akhir kata yg di sebut dengan: LAFDZIY ataupun harokat tersebut tidak tampak yg di sebut dg: TAQDIIRIY.
����contoh yg lafdziy :
ذهبَ- أينَ - نحنُ .
��Contoh yg taqdiiriy :
سَعَى - رَجَى - رَضَى
Wallohu a'lam.
[13:09 16/01/2016] Ustadz Harits: Bismillah...
��Penjelasan berikutnya adalah :
Makna (TANPA ADANYA AMIL YG MASUK PADANYA) adalah :
���� tetapnya harokat di akhir kata  tersebut bukan di sebabkan oleh 'amil, tapi memang "ASLI " sejak awal di letakkan kata tersebut dalam keadaan  harokat akhirnya tetap dan tidak berubah sama sekali..
���� Yg dhommah tetap dhommah, seperti :حيثُ.
���� yg fathah tetap fathah, seperti :أينَ...
���� Yg kasroh tetap kasroh, seperti :أمسِ..
����Dan yg sukun tetap sukun, seperti :هَلْ.
��Berbeda dg kata yg tetap dan tidak berubah harokat akhirnya tapi... Di sebabkan oleh amil yang masuk padanya, seperti kata : ���� سبحانَ  pada kalimat سبحانَ الله maka lafadz tersebut yaitu سبحانَ tidak akan berubah harokat fathah yang berada di atas NUN tersebut, tidak ada yg membaca /mengucapkan سبحانُ dg mendhommah NUN nya tidak pula سبحانِ dg mengkasroh NUN nya.... Kenapa?
���� Karena lafadz tersebut yaitu سبحانَ tidak akan berubah, dan tetap membacanya /mengucapkannya dg memfathah huruf NUN nya.... ���� Tapi harokat tersebut tidak bisa kita katakan dg harokat binaa dan tidak bisa juga kita katakan untk lafadz tersebut adalah lafadz mabniy... Kenapa?
����  Karena tetapnya harokat fathah tersebut di atas NUN di sebabkan oleh amil yang masuk padanya tapi muqoddar (di sembunyikan/tidak di tampakkan ) takdirnya adalah �� :أُسَبِّحُ /سَبَّحْتُ (aku Bertasbih menyucikan) ����Jadi lafadz سبحانَ tersebut bukan lafadz mabniy tapi lafadz mu'rob yg kedudukan nya manshub dg fathah sebagai maf'uul muthlaq... Sebagaimana mana akan datang penjelasannya di waktu yg akan datang - biidznillahi ta'aala.... Wallohu a'lam.

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...