01 January 2016

Adapun pembahasan berikutnya adalah mengenai syarat dari pada huruf huruf mudhooro'ah

[7:04 09/12/2015] Ustadz Harits: Bismillahirrohmaanirohiim.... Adapun pembahasan berikutnya adalah mengenai syarat dari pada huruf huruf mudhooro'ah(hamzah, nuun, yaa, taa) menjadi tanda untuk di pastikan bahwa fi'il tersebut adalah fiil mudhoori'... Maka huruf huruf tersebut di syaratkan dg dua syarat :1.hendaknya huruf tersebut adalah tambahan bukan huruf asli kata, seperti :أَذْهبُ (aku sedang /akan pergi) aslinya adalah ذهب (tiga huruf) maka kemudian ketika di tambah dg hamzah, menjadilah أَذْهبُ.... Sehingga (أذهب) adalah fiil mudhoori karena di dahului oleh huruf hamzah tambahan bukan hamzah asli.. Kemudian syarat yg kedua: 2.hendaknya huruf huruf tambahan (mudhooro'ah) tersebut menunjukkan atas suatu makna, bukan sekedar huruf tambahan yg tidak menunjukkan makna...., seperti :أَذْهبُ maka hamzah pada lafadz أذهبُ menunjukan atas makna"MUTAKALLIM" yaitu (orang yg berbicara /aku ) jadi maknanya "aku sedang /akan pergi).., kemudian نَذْهب maka nuun disitu menunjukkan atas makna" MUTAKALLIMIIN "yaitu(orang yg berbicara tapi banyak /kami /kita).. Jadi maknanya" (kami /kita sedang atau akan pergi..).. Kemudian تَذْهبُ maka taa disitu termasuk maknanya adalah menunjukkan makna "MUKHOOTOB" yaitu (orang yang di ajak bicara /kamu) jadi maknanya (kamu sedang /akan pergi)... Kemudian يَذْهَبُ maka yaa di situ menunjukkan makna "GHOOIB" yaitu (orang yg di bicarakan /dia lk) jadi maknanya (dia lk sedang /akan pergi.).... Inilah 2 syarat untuk huruf huruf mudhooro'ah menjadi tanda fiil mudhoori... Sehingga apabila tidak terpenuhi dua syarat ini maka tidak bisa di katakan fi'il tersebut fi'il mudhoori.... Sebagaimana akan datang penjelasannya insya Alloh ta'ala... Wallohu a'lam
[7:44 09/12/2015] Ustadz Harits: Bismillah.... Pembahasan berikutnya adalah.... Sambungan dari yg sebelumnya.. Yaitu apa bila huruf huruf mudhooro'ah(hamzah, nuun, yaa, taa) tersebut tidak terpenuhi dua syarat yg telah kita sebutkan maka tidak bisa kita katakan bahwa fi'il yg diawali dg huruf huruf tersebut adalah fiil mudhoori'... Seperti halnya kalau ada fiil yg di dahului salah satu huruf huruf tersebut, tapi huruf nya asli dari sebuah kata tersebut bukan zaaidah /tambahan, contohnya :أَكَلَ... Maka fi'il tersebut walaupun di dahului oleh salah satu huruf huruf mudhooro'ah tapi tidak kita katakan fi'il tersebut adalah fiil mudhoori... Kenapa..? Karena hamzah yg ada pada أكل bukan hamzah tambahan tapi hamzah asliyyah (asli).... Karena paling sedikit nya fi'il terdiri dari tiga huruf..... Sehingga kita katakan fiil tersebut adalah fiil maadhi (menunjukkan waktu yg telah lampau) .... Bukan fiil mudhoori karena tidak terpenuhi syarat yg pertama yaitu (huruf tersebut harus tambahan bukan asli).... Sekarang kalau  tidak terpenuhi syarat yg kedua yaitu apabila huruf huruf tersebut tidak menunjukkan atas makna... Tetap tidak bisa kita katakan fiil tersebut adalah fiil mudhoori walaupun huruf yg mendahului fiil tersebut adalah huruf tambahan.. Kenapa..? Karena tidak terpenuhi syarat yg kedua yaitu harus menunjukkan atas makna..... Contohnya :أَكْرَمَ sekarang fi'il tersebut aslinya adalah tsulaasy (terdiri dari tiga huruf) yaitu كَرُمَ kemudian di tambah /di dahului huruf tambahan yaitu hamzah, maka menjadilah  أَكْرَمَ... Namun sayangnya "hamzah" tersebut tidak menunjukan makna yaitu (mutakallim/aku ).... Sehingga tidak bisa kita katakan fiil tersebut adalah fiil mudhoori'... Walaupun hamzah yg mendahului fiil tersebut adalah tambahan... Kenapa..? Karena tidak menunjukkan atas makna..... Namun kita katakan fi'il tersebut yaitu (أَكْرَمَ) adalah fiil maadhi rubaa'i (terdiri dari 4 huruf) /atau (tsulaasy maziid).. Wallohu a'lam...
[7:41 10/12/2015] Ustadz Harits: Bismillahirrohmaanirohiim... Pembahasan berikutnya adalah mengenai pembagian fi'il yg ketiga yaitu fi'il amr (yaitu fi'il yg menunjukkan perintah).. Adapun pengertiannya adalah ما دلّ على حدث، يُطلب حصوله في الزمان المستقبل (suatu kata yang menunjukkan perbuatan, yg di minta untuk  mewujudkan perbuatan tersebut di waktu yg akan datang) Maksudnya adalah :  perbuatan yg di perintahkan tersebut belum terjadi /belum terwujudkan di waktu pembicaraan atau juga sebelum pembicaraan.... Tapi terjadinya nanti yg akan datang setelah pembicaraan (perintah) tersebut  contohnya :اِجْلِسْ يامحمد(duduklah wahai muhammad).....naaah... Maknanya adalah si muhammad ketika mendapat kan perintah untuk duduk tersebut dia (muhammad) belum duduk sebelum nya /waktu itu juga tidak dalam keadaan duduk.... Tapi kapan perbuatan duduk tersebut akan terlaksana....? Jawabnya :setelah perintah tersebut di ucapkan yaitu اجلس.... Maka duduklah muhammad setelah perintah tersebut... Yg sebelumnya dia tidak duduk tidak pula sedang duduk... Inilah fi'il amr.... (sebuah fiil yg menunjukkan perintah agar melakukan suatu perbuatan,) namun akan terwujudkan perbuatan tadi setelah perintah tersebut di ucapkan..... Contohnya banyak sekali di antaranya :اُنْظُرْ (lihatlah) اقرَأْ (bacalah) dsm...
[8:02 10/12/2015] Ustadz Harits: Kemudian berikut nya... Fi'il amr ini di ketahui dg dua tanda :1.menunjukkan atas suatu permintaan /perintah agar di wujudkan sebuah perbuatan 2.hendaknya dia menerima ياء المؤنثة المخاطبة (yaitu yaa yg menunjukkan bahwa yang di ajak bicara adalah wanita)..... Seperti ucapan :اجلسي (duduk lah wahai seorang wanita) Maka (yaa) yg ada pada kalimat اجلس tersebut adalah( yaa) muannats mukhootobah..... Yaa yg menunjukkan bahwa yg di perintahkan untuk duduk adalah seorang wanita ....2syarat ini harus ada pada fi'il amr.... Sebagaimana akan datang pada pembahasan di kitab mutammimah... Wallohu a'lam

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...