07 March 2016

Tingkatan keempat menurut Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, adalah menghafal ilmu.

[6:36 07/03/2016] ‪+62 821-3399-3000‬: بسم الله الرحمن الرحيم

MAROTIB ILMU (bagian 3)

Tingkatan keempat menurut Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, adalah menghafal ilmu.

Menghafal ilmu termasuk dalam penjagaan terhadap ilmu. Keadaan setiap orang dalam menghafal ilmu berbeda-beda. Disebutkan oleh syaikh bahwa kemampuan setiap orang dalam menghafal ilmu ada 2 macam ;

1. Sesuatu yang memang secara tabiat merupakan karunia dari Allah ta'ala kepada orang yang dikehendaki-Nya. Kadang ada orang yang menghadapi sebuah masalah, lalu mempelajarinya dan menghafalnya, dan tidak pernah melupakannya.

2. Menghafal dengan usaha, maksudnya seseorang melatih diri untuk menghafal dan mengingat-ingat apa yang telah dipelajarinya. Semakin sering ia mengulang-ulang, maka akan mudah baginya untuk menghafalkannya.

Menghafal ilmu dan para penghafal ilmu memiliki keutamaan sendiri, sebagaimana memahami ilmu juga memiliki keutamaan sendiri pula. Sebanyak apapun ilmu seseorang jika tidak dihafal dengan baik, tentu ia akan hilang. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dalam hadits Imam Tirmidzi terdahulu menekankan terhadap orang2 yg mendengar hadits dari beliau ntuk menghafalnya ;

نَضَّرَ اللهُ امْرَءاً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثاً فَحَفِظَهٍُ

“Semoga Allah mencerahkan wajah orang yang mendengar hadits dariku, lalu dia menghafalnya dan memeliharanya…'

Dan tidaklah hafalan seseorang terhadap ilmu bisa terpelihara dengan baik, kecuali dengan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Al-Imam As-Syafi'i rahimahullah ;

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”

Begitu pentingnya menjaga hafalan ilmu karena ianya merupakan pemeliharaan terhadap ilmu itu sendiri. Yang kemudian syaikh menyebutkan hadits dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu bahwasannya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda  :

"Sesungguhnya permisalan orang yang menghafal Al-Qur'an semacam pemilik unta yang ditambatkan, kalau dia menjaganya (mengikatnya), maka dia tidak akan pergi, namun jika dilepas, maka dia akan pergi." (HR Bukhari dan Muslim').

Dan Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata tentang hadits ini :

"Hadits ini menunjukkan bahwa siapa pun yang tidak menjaga ilmunya, niscaya ilmu itu akan hilang, karena ilmu mereka pada saat itu hanyalah Al-Qur'an. Kalau Al-Qur'an saja yang dimudahkan oleh Allah dalam menghafalnya bisa hilang kalau tidak dijaga, maka bagaimana dengan ilmu lainnya?

نسأل الله التوفيق والإخلاص في العلم والعمل

----------------------
26 Jumadil Awwal 1437 H
Dari :Dars kitab Hilya Tholabul ilmi syarh Syaikh Al-Utsaimin bersama ustadz Abu Zakaria Irham waffaqohullah
Markiz Al-Utsmaniy, Purworejo.
[6:38 07/03/2016] ‪+62 882-6169-5337‬: جزا كما الله خيرا

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...