07 March 2016

Boleh kah kita merasa senang dengan meninggalnya seorang mubtadi di ditangan orang kafir, sementara mubtadi itu seorang muslim

U [11:00 04/03/2016] ‪+62 882-6169-5337‬: ❓TANYA
[29/2 16.41] ‪+62 823-9882-2802‬:
Bismillah. Pertanyaan untuk ustad
Boleh kah kita merasa senang dengan meninggalnya seorang mubtadi di ditangan orang kafir, sementara mubtadi itu seorang muslim

❗JAWAB
[1/3 06.39] Ust Abu Ubaid Fadhli Mangkutana:
Bismillah alhamdulillah ash sholaatu wassalaam Ala Rasulillah wa ba'du:

Dalam hadits yg d riwayatkan oleh muslim Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda begitu beliau dilewati suatu jenazah:

" mustariihun wa mustaraarhun minhu"

Para bertanya:

Apakah maksud mustariih dan mustataah minhu?

Beliau menjawab:

" hamba yg beriman yastariih (akan istrahat)  dari kesulitan dunia; dan hamba yg fajir seluruh hamba, negri, pepohonan dan binatang akan yastariih (akan beristrahat)  dari kefajiran nya.

Dari shahabat Abi Qotadah radhiyallahu anhu.

Berdasarkan hadits ini para salaf dahulu senang dengan kematian para pelaku bid'ah.

Berikut nukilan dari para salaf tentang hal itu :

[1/3 06.39] Ust Abu Ubaid Fadhli Mangkutana:
الفرح بموت الظالمين والضالين ...
ليس بشماتة:

الفرح بموت الطغاة الظالمين، والمبتدعة الضالين، هو سنةٌ من سنن السلف الصالح رضي الله عونهم، وهو أمر فطري من طبيعة البشر .

- في الصحيحين أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ( الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ ، وَالْبِلَادُ ، وَالشَّجَر ُ، وَالدَّوَابُّ ) .

- وقد سجد أبو بكر الصِّدِّيق لما جاءه قتلُ مُسَيْلِمة الكذَّاب، وسجد علىُّ بن أبى طالب لما وجد ذا الثُّديَّةِ مقتولاً فى الخوارج.

- عنْ حَمَّادٍ ، قَالَ : بَشَّرْتُ إِبْرَاهِيْمَ - النخعي- بِمَوْتِ الحَجَّاجِ -ابن يوسف الثقفي- ، فَسَجَدَ ،
وَرَأَيْتُهُ يَبْكِي مِنَ الفَرَحِ . و

ذكر الأثرَ الإمامُ الذهبيُّ في " السير " (4/524)

- ولما جاء خبر موت المريسي الضال إلى بشر بن الحارث
وهو في السوق قال:

لولا أنه كان موضع شهرة لكان موضع شكر وسجود، والحمد لله الذي أماته.

(تاريخ بغداد: 7/66)

- قيل للإمام أحمد بن حنبل: الرجل يفرح بما ينزل بأصحاب ابن أبي دؤاد [ الضال المبتدع ]،

عليه في ذلك إثم؟ قال: ومن لا يفرح بهذا؟!

(السنة للخلال: 5/121)

- قال سلمة بن شبيب:

كنت عند عبد الرزاق -يعني الصنعاني-، فجاءنا موت عبد المجيد، فقال:
(الحمد لله الذي أراح أُمة محمد، من عبد المجيد).

(سير أعلام النبلاء: 9/435)H

وعبد المجيد هذا هو ابن عبدالعزيز بن أبي رواد، وكان رأساً في الإرجاء.

- ولما جاء نعي وهب القرشي -وكان ضالاً مضلاً- لعبد الرحمن بن مهدي قال:

الحمد لله الذي أراح المسلمين منه.

( لسان الميزان لابن حجر: 8/402)

- قال الحافظ ابن كثير في (البداية والنهاية 12/338) عن أحد رؤوس أهل البدع:

(أراح الله المسلمين منه في هذه السنة في ذي الحجة منها، ودفن بداره،
ثم نقل إلى مقابر قريش فلله الحمد والمنة، وحين مات فرح أهل السنة بموته فرحاً شديداً،
وأظهروا الشكر لله، فلا تجد أحداً منهم إلا يحمد الله).

⭕⭕⭕

✍MUTARJIM nukilan dari para salaf tentang hal itu:

[4/3 10.44] Abu 'Irbadh Eko Yulianto Probolinggo:
Bergembira dengan kematian orang yg dzolim dan sesat bukanlah suatu sukacita yg berbahaya/tercela.

Bergembira dengan kematian orang yg dzolim yg merajalela,dan ahli bid'ah yg sesat, adalah termasuk dari sunnahnya salafus shalih رضي الله عنهم dan itu adalah perkara fitrah/alami dari tabiat manusia.

-Di dalam shohihain bahwasanya rasululloh صلى الله عليه و سلم berkata:
"hamba yg beriman yastariih (akan istrahat)  dari kesulitan dunia; dan hamba yg fajir seluruh hamba, negri, pepohonan dan binatang akan yastariih (akan beristrahat)  dari kefajiran nya".

-Dan sungguh abu bakar as-siddiq رضي الله عنه bersujud tatkala sampai pada beliau (berita) kematian musailamah al-kadzab,
dan ali bin abi thalib  bersujud tatkala mendapati dza ats-tsudaiyyah (hurqus bin zuhair al-bajaly) di khowarij mati terbunuh.

-Dari Hammad,dia berkata:
Saya memberi kabar gembira kepada Ibrohim An-Nakho'i atas kematian hajjaj bin Yusuf, maka kemudian dia beliau bersujud, dan saya melihatnya menangis karena gembira.
Imam adz-dzahabi menyebutkan atsar ini dalam siyar a'lam an nubala (4/524)

-Ketika terdengar berita mengenai matinya Al-Marisi yg sesat kepada Bisyr bin al Harits yg berada di pasar,maka beliau berkata: “Seandainya berita ini bukanlah berita yang tersebar luas tentu saja berita ini adalah berita yang perlu diterima dengan kalimat syukur dan sujud syukur.
Segala puji milik Allah yang telah mematikannya”
[Tarikh Baghdad 7/66]

-Ada seorang yang bertanya kepada Imam Ahmad, “Apakah berdosa jika seorang itu merasa gembira dengan musibah yang menimpa para pengikut Ibn Abi Duad [Ahlul bid'ah sesat tokoh Mu’tazilah]?”
Jawaban Imam Ahmad, “Siapa yang tidak gembira dengan hal tersebut?!”
[as Sunnah karya al Khallal 5/121].

-Salamah bin Syubaib berkata:
“Suatu hari aku berada di dekat Abdurrazzaq ash Shan’ani lalu kami mendapatkan berita kematian Abdul Majid”.
Maka abdurrazzaq ash Shan’ani kemudian berkata; “Segala puji milik Allah yang telah membuat nyaman umat Muhammad dari gangguan Abdul Majid”.
[Siyar A’lam an Nubala’ 9/435].
Abdul Majid yang dimaksudkan dalam hal ini adalah Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abu Rawad yang merupakan tokoh besar kelompok Murjiah.

Tatkala Abdurrahman bin Mahdi mendengar berita kematian Wahb al Qurasyi, salah seorang tokoh kesesatan,beliau berkomentar, “Segala puji milik Allah yang telah membuat nyaman kaum muslimin dari gangguannya”
[Lisan al Mizan 8/402].

-Al-hafidz ibnu katsir dalam kitab al Bidayah wan Nihayah 12/338  mengenai salah seorang tokoh ahli bidah,
(“Allah telah membuat kaum muslimin nyaman dari gangguannya pada tahun ini tepatnya pada bulan Dzulhijjah dan dimakamkan di dalam rumahnya kemudian dipindah ke pekuburan Quraisy.
Hanya milik Allah segala puji dan anugrah. Di hari kematiannya ahlu sunnah merasa sangat gembira. Ahli sunnah menampakkan rasa syukur mereka kepada Alloh.
Tidaklah engkau mendapati pada hari itu seorang ahlus sunnah pun melainkan memuji Alloh”.)
⭕⭕⭕

Fajazahumullohu khoyro
[11:13 04/03/2016] ‪+62 882-6169-5337‬: Ket  postingan ana diatasini :
Kemungkinan munculnya pertanyaan tsb dimaksudkan berkaitan dgn kematian abdurrohman al adeniy. Wallohu a'lam.

✳ KOMENTAR
[4/3 11.02] Ust. Abul Harits Fahmi Probolinggo :
Kisah kisah diatas menyebutkan kematian mereka ditangan kaum muslimin, atau mati krn sdh ajal.

Yg di soal tadi kematian mubtadi' diatangan orang kafir.

Dn mungkin soal diatas berkaitan dg kematian adaniy yg di bunuh orang yg nggak jelas.

[4/3 11.19] Ust. Abul Harits Fahmi Probolinggo : Dulu saat ali abdullah sholeh dapat komando dri amerika untuk menangkap abdul majid zindani al mubtadi'  dn di kirim ke amerika syaikh yahya melarang dn mencegah hal itu terjadi, bersandaran dg hadist
المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يحقره ولا يسلمه
Syahidnya ولا يسلمه

[4/3 11.25] Ust. Abul Harits Fahmi Probolinggo:
Klo di carikan atsar yg sama mungkin bagus.
Mubtadi' mufasiqoh di bunuh orang kafaroh fajaroh.

✅ PENJELASAN
[4/3 11.45] Ust Abu Ubaid Fadhli Mangkutana:
Hadits Abi Qotadah yg diriwayatkan Muslim cukup jelas, bahwa Nabi menyatakan

"مستريح و مستراح منه"

Apapun sebab kematiannya maka hasilnya satu, yaitu

مستريح و مستراح منه

Apakah mati dibunuh kawan atau lawan atau mati sakit, semuanya adalah kmatian sesuai ajal dan taqdir Allah.

Tentang zindany -hafidhzakumullah- jelas dalil beliau.

Muslim adalah saudara muslim lainnya. Nga boleh myerahkan kepada musuh.

Sehingga masing-masing ditempatkan pada tempatnya.

Baarakallahu fiikum

[4/3 12.08] Ust Abu Ubaid Fadhli Mangkutana:
Tambahan:

Matinya seorang Mubtadi' baik dibunuh lawan ato kawan atau sebab lainnya tidak berarti selesai urusan org hidup kepada mereka.

Tapi tetap disebutkan kejelekan dan kesalahannya.

Contohnya dalam Al Qur an dan sunnah banyak. Sep. Fir'aun, putra Adam, saudara yusuf.

Yg demikian agar yg lain bisa mengambil pelajaran sehingga nga terjatuh dalam kesalahan yg sama.
Dan kitab jarhi wat ta'dil penuh dengan hal ini.

Baarakallahu fiikum

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...