07 March 2016

Pertanyaan nya adalah ; Banyak kesalahan negara saudi((semoga barokah atas kerajaan dan negara nya..) kok masih dikatakan sbg salafy ??

❓TANYA
[4/3 08.15] Akh Najib Zhofron: Assalamualaikum ust

Kita tahu bahwa saudi adalah negara salafy..
Inipun di beri kedudukan lajnah daimmah mayoritas adalah ulama salafy di dalam nya..
Lantas..
Raja saudi pernah berikan award-penghargaan kepada Dr.zakir naik karena prestasi dakwahnya yang bisa angkat kafir jadi mualaf hingga ribuan orang.
Jadi dia fokus dakwah kepada masyarakat umum dan kafir hingga bertauhid...
(Istilahnya... Ga mau bahas fitnah dakwah intern islam).
Lalu
Kerajaan saudi kini lindungi warga yaitu Syeh said al qorthony( I.M ) dg bentuk jemput dia pake pesawat khusus bada dia gagal di bunuh oleh syiah di philipina kemarin lusa.
((Saya lihat kebijakan negara hal tsb adalah hilangkan mudhorot lebih besar serta tetap rangkul tokoh dg hornat selama tidak jatuhkan para salaf)).

Pertanyaan nya adalah ;
Banyak kesalahan negara saudi((semoga barokah atas kerajaan dan negara nya..) kok masih dikatakan sbg salafy ??
Ini pun diketahui oleh lajnah daimmah
((saya pernah tanya ust.abu Fairuz bhw anggota lajnah daimmah mayoritas adalah salafy))

Seperti kerjaan saudi tidak tamayyuz memberi penghargaan Dr. Zakir naik tsb.
Bahkan kini kerja sama dg erdogan(i.m)
Tapi fakta wala saudi jelas kepada manhaj salaf.

Kaitannya
Fenomena ikhwan R.I umumnya di R.I kok mudah ta'yin/vonis ::
Fulan bukan salafy karena punya T.N
Atau karena ga pernah talim Padahal ikhwan punya wala yang jelas((jadi di tuntut idealis kepada ikhwan tanpa mau dengar langsung cari permasalahan kendala cari solusi nya))

Jadi tanpa disadari sudah beramal kecil hal perpecahan dakwah.

Semoga penjelasan ust sbg ibroh bagi saya..

❗JAWAB
[4/3 10.26] Ust Abu Zakariya Harits Aljabaly:
Bismillah...

▫mereka orang orang yang mengvonis secara srampangan tanpa dalil dan hujjah bodoh, dungu terhadap aqidah dan manhaj yg benar, adapun perbuatan kerajaan saudi menjemput atau memberikan sarana aidh alqorniy (عائض القرني) itu bukan hujjah untuk benarnya pemimpin 'AIDH dkk mereka adalah para da'i IM.... Wahai ahli sunnah jangan goyah dg adanya kasus seperti ini... Tidak semua yg mengaku salafi /ahli sunnah itu juga salafiy beneran... Tapi di lihat amalannya apakah sesuai dg alquran dan sunnah atau kah tidak alias sekedar omongan.... Kemudian kita harus bisa bedakan antara anggota lajnah daaimah dg para pegawai pemerintah kerajaan.... Jelas beda sekali keadaannya mereka tersibukkan dg ilmu (lajnah daaimah) sedangkan yg berada di pegawai kerajaan sibuk dg undang undang peraturan kerajaan... Sehingga tidak mengenal TAMAYYUZ apakah ini IM atau HT, SUNNIY dsm.... Intinya mereka masih muslimin dan termasuk warga negara Saudi... Mereka berkewajiban melindungi rakyatnya tanpa memandang faktor lain di balik itu... Dan itu merupakan kebijakan dan kebaikan negara....

▪dan perbuatan kerajaan tersebut bukan dalil bahwa 'AIDH ALQORNIY  berada di atas kebenaran.. Bahkan ORBUT (orang tersebut) tetap di atas kebatilannya sampai bertaubat dah mengumumkan taubat nya..

▫kemudian saran ana kepada diri ana pribadi dan ikhwah semuanya.... Agar menyibukkan diri dg menuntut dan mencari ilmu dari ikhwah kita tsaabitiin baik dari kalangan asaatidzah /para masyaikh ahli sunnah tsaabitiin... Dan jangan tertipu dg syubhat syubhat IM atau sururiyyiin... Bahwa kita harus mengetahui FIQHUL WAAQI' (kejadian yg terjadi) biar tidak ketinggalan zaman..... Jangan sekali sekali kita mengikuti perkembangan zaman tanpa pegang senjata ILMU.... Karena zaman tidak datang melainkan yg setelahnya lebih jelek keadaannya dari pada yg sebelumnya...
Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
لا يأتي زمان إلا والذي بعده شرّ منه حتى تلقوا ربكم
"tidaklah datang suatu zaman melainkan yg setelahnya lebih jelek dari pada yg sebelumnya, sampai kalian berjumpa pada robb kalian "...Allohul musta'aan.
... Wallohu a'lam....

Comments
0 Comments

0 comments

Post a Comment

Dengan berkomentar maka Anda telah membantu Saya mengingat kembali postingan yang saya publikasikan. Terima Kasih...